Oktober 2, 2025
IMG-20250925-WA0157

Bawen, 26 September 2025 – Dr. H. Endar Susilo, SH., MH., akademisi Universitas Wahid Hasyim sekaligus advokat, menegaskan bahwa Pondok Pesantren Al Turmudzi yang sempat direncanakan berdiri di Tegalrejo, Bawen, Kabupaten Semarang, sudah tidak ada dan tidak pernah beroperasi.

 

Menurut Endar, pada pertengahan tahun 2024 dirinya memang berencana mendirikan Pondok Pesantren Al Turmudzi. Bahkan, lokasi tersebut sempat diverifikasi oleh Kementerian Agama Kabupaten Semarang. Namun, setelah menelaah lebih dalam, ia memutuskan untuk membatalkan pendirian pondok tersebut.

 

> “Saya sangat mendukung kegiatan dakwah, termasuk pendirian pesantren. Namun, ketika saya pelajari visi, misi, dan tujuan dari pihak yang terlibat sudah melenceng, maka saya langsung hentikan semua,” tegas Endar.

 

 

 

Endar menambahkan, klarifikasi ini perlu disampaikan agar masyarakat tidak salah paham mengenai tempat tinggalnya yang dikira masih berfungsi sebagai pesantren. Ia mengungkapkan masih ada pihak-pihak yang memanfaatkan foto dan berita lama untuk mencari sumbangan dengan mengatasnamakan Pondok Pesantren Al Turmudzi.

 

> “Sekarang ini masih ada oknum-oknum yang memanfaatkan foto-foto lama untuk mengaku-ngaku bahwa pondok masih ada. Itu tidak benar. Saya tegaskan, pondok tersebut sudah dibatalkan,” tandasnya.

 

 

 

Lebih lanjut, Endar mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap siapa pun yang mengaku ulama, kiai, tokoh agama, bahkan yang mengaku sebagai “Gus”.

 

> “Kita harus mempelajari latar belakang dan nasabnya. Jangan sampai agama dijadikan komoditas untuk kepentingan pribadi atau keluarga,” pesannya.

 

 

 

Ia juga menyayangkan fenomena banyaknya oknum tidak bertanggung jawab yang menjual agama demi keuntungan. Padahal, masyarakat Indonesia dikenal sangat menghormati ulama, habib, dan pendakwah, namun kondisi ini justru sering dimanfaatkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

 

Melalui klarifikasi ini, Endar berharap masyarakat semakin waspada dan tidak mudah terjebak oleh modus penipuan berkedok agama. Red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *