
Foto Bodi Nelayan Desa Dowora
HaLSel : Fakta Hukum – Pemerintah Desa (Pemdes) Dowora, Kecamatan Gane Barat, terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung peningkatan kesejahteraan nelayan. Tahun 2025 ini, Pemdes Dowora kembali menyalurkan bantuan 30 unit bodi ketinting untuk para nelayan. Dengan demikian, sejak tahun lalu total sudah 60 unit ketinting yang dibagikan kepada nelayan desa tersebut.
Kepala Desa Dowora, Eli Saleh, mengatakan bahwa program ini merupakan hasil usulan masyarakat yang disampaikan melalui musyawarah desa di tingkat RT, dan direalisasikan melalui Dana Desa Tahun Anggaran 2025.
“Program ini usul nelayan, makanya kami realisasikan untuk mereka,” ujar Eli.
Menurut Eli, bantuan bodi ketinting sangat penting bagi nelayan kecil karena dapat membantu mereka menjangkau area tangkap yang lebih luas. Dengan begitu, biaya operasional dapat ditekan dan hasil tangkapan pun meningkat, sehingga mampu menunjang kebutuhan hidup sehari-hari sekaligus memperkuat sektor pangan dan ekonomi Desa Dowora.
“Dengan begitu, biaya operasional bisa ditekan dan hasil tangkapan meningkat,” tambahnya.
Lebih jauh, Eli menegaskan bahwa program ini juga sejalan dengan visi Agro Maritim yang diusung Bupati Halmahera Selatan Bassam Kasuba bersama Wakil Bupati Helmi Umar Muchsin, yang menitikberatkan pada penguatan sektor kelautan dan perikanan guna mendukung ketahanan pangan daerah.
Ia memastikan bahwa program bantuan bodi ketinting akan terus dilanjutkan pada tahap anggaran berikutnya agar seluruh nelayan Desa Dowora dapat merasakan manfaatnya secara berkelanjutan.
“Kami tidak ingin program ini berhenti di sini. Semua nelayan harus merasakan manfaatnya,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Eli juga menanggapi berbagai kritik yang muncul terhadap kebijakan Pemdes Dowora. Menurutnya, kritik adalah hal yang wajar dan justru menjadi motivasi untuk terus bekerja demi kesejahteraan masyarakat.
“Kritikan itu lumrah. Bagi saya, itu mendorong agar kami sebagai pemerintah desa bisa lebih giat menghadirkan program yang mensejahterakan masyarakat, baik petani maupun nelayan,” pungkasnya.
Redaksi: Mito